Jumat, 19 Oktober 2012

Berbicara Sesuai Konteks

Berbicara sesuai konteks adalah berbicara dengan bahasa yang baik dan benar serta sesuai dengan aturan EYD yang ada. Juga kita bisa menempatkan diri, dengan siapa kita berbicara dan menggunakan kata-kata apa yang sesuai dengan konteksnya.


Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan konteks. Halliday (1994) mengatakan bahwa konteks berkaitan dengan tiga hal, yaitu medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana. Medan wacana merujuk pada  hal yang sedang terjadi, pada sifat tindakan sosial yang sedang berlangsung; pelibat wacana mengacu kepada orang-orang yang ambil bagian dalam wacana, kedudukan dan peran mereka; sarana wacana menunjuk pada bagian yang diperankan oleh bahasa termasuk salurannya (apakah diucapkan ataukah dituliskan ataukah gabungan keduanya?). Secara sederhana, ambillah contoh pada pemakaian kata saya, Anda, Saudara, Beliau, kamu. Pemakaian kata-kata itu ditentukan oleh faktor Pelibat wacana. Seorang anak tidak mungkin menggunakan kata “Anda” kepada ayahnya sendiri ketika berbicara santai di rumah. Kita pun bisa memaklumi penggunaan kata gw (gue, saya) atau lo (elo, kamu) yang disampaikan teman akrab kita lewat SMS.

Secara tersirat, J.D. Parera (1985) mengaitkan konteks sebagai putaran jam berbahasa. Ada putaran jam berbahasa formal, yaitu saat kita di sekolah, di kantor; ada putaran jam berbahasa komunikasi, yaitu saat kita berkonsultasi dengan dokter kita; ada putaran jam berbahasa santai, yaitu saat kita berbahasa dengan teman-teman akrab kita atau keluarga kita; ada ada putaran jam berbahasa rahasia, yaitu saat kita berbicara agar tidak diketahui oleh lain kecuali orang yang kita maksud. Dengan bahasa lain, setiap hari kita menggunakan bahasa bergantung situasi dan siapa yang diajak berbicara. Kadang bahasa yang baik menghilangkan kelengkapan kalimat, tapi tetap bisa dipahami oleh lawan bicara kita. Misalkan, kita dengar ada teman yang berbicara, “Besok, ya!”. Kalimat itu tidak bersubjek dan berpredikat, tetapi konteks-lah yang akan membantu kita memahami makna yang dikandung kalimat tersebut.

Bisa diambil kesimpulan bahwa berbicara sesuai konteks juga erat hubungan nya dengan kesopanan. Seperti yang sudah dibahas tadi, bahwa kita harus memahami konteks nya, bahasa mana yang kita gunakan untuk orang yang lebih tua,teman sebaya, ataupun dengan yang lebih muda.

Menengok Bahasa Alay

Alay, apa itu alay? belakangan ini kata alay sering sekali disebut-sebut oleh masyarakat kita. Alay itu sendiri kepanjangan dari anak layangan. Dsini saya akan membahas mengenai bahasa alay yang sudah menjadi bahasa sehari-sehari bagi sebagian alay. Ada orang yang memang 'kaum'nya dan menggunakan bahasa tersebut namun ada juga yang menggunakan nya sebagai bahan celaan.

Berikut ini adalah contoh dari beberapa bahasa alay yang saya ambil melalui sumber : http://blogbintang.com/kamus-bahasa-alay
 QmO dLaM iDopQhO (kamu dalam hidupku..)
k’tHwA„„„„„„„� ��„„ (ketawa…)
cNeNk…………….. (dan senang)
tHanKz b’4„„„„„„ (thanks before, terimakasih sebelumnya)
yOz aLaWAiCe d bEzT……………. (you always the best, kamu selalu yang terbaik -ALAWAICE? WTF?)
iN meYe heArD„„„„„„, (in my heart, dalam hatiku -btw MEYE? APA ITU HAHA)
q tWo……………… (aku tau……)
qMo mANk cLiD wAd cYanK m qHo…………. (kamu memang sulit buat sayang sama aku…)
tPhE qMo pLu tHwO„„„ (tapi kamu perlu tau….)
mY LuPi”………… (my love, cintaku, lupi lupi di kuping gue kedengerannya kayak permen yupi) aLwaYs 4’U…………… (always for you, cuman buat kamu)
cO’nA cMa qMo YaNk Co WaD qHo cYuM………… (soalnya cuma kamu yang cowo buat aku senyum -oke ni si ophi jelas jelas tidak mengikuti kaidah yang benar dalam membuat struktur kalimat)
tHo_tHo………….. (dadah -ini dadah doang ribet banget nulisnya)
LupHz yOu„„„„„„, (love you, sayang kamu)
bU_bU„„„„„„(bubu)
satu lagi..

Sebenarnya bahasa alay itu sendiri lebih ketara jika dilihat dari tulisannya. Menurut saya ciri-ciri dari bahasa dan tulisan alay adalah :
1.Menggunakan huruf kapital dan huruf kecil dalam penulisan sebuah kalimat bahkan kata
2.Mengkombinasikan huruf dengan angka dalam tulisan
3.Menggunakan tanda baca yang sangat banyak 
4.Menyingkat kata-kata bahkan mengganti dengan huruf lain. Misal kamu menjadi Qmu
5. Sulit dibaca bagi orang yang bukan kaum nya
6.Bahasa alay biasanya digunakan dengan logat yang sengaja di 'imut-imut' kan
7.Bahasa alay dibuat berlebihan sedemikian rupa

Entah mereka mengangap bahwa bahasa itu 'gaul' atau apa namun jelas sekali bahasa alay jauh sekali dari bahasa indonesia yang baik dan benar. Namun karena sudah menyebar luas kemana pun dan biasanya iklan-iklan pun menggunakan bahasa alay untuk mempromosikan barang mereka. Mungkin itu merupakan strategi agar orang-orang mudah mengingat iklan dan barang nya juga. Terserah anda,mau menggunakan bahasa alay atau tidak? :)

Kamis, 04 Oktober 2012

Pia Legong Khas Bali

Indonesia kaya akan ragam budaya,bahasa,serta makanan khas nya dari tiap daerah. Sekarang saya akan membahas makanan yang juga menjadi khas sebagai oleh-oleh dari Bali yaitu Pia Legong.

Pia Legong hanya ada di Pulau Bali dan hanya 2 toko yang memproduksi makanan ini. Pia ini pun sudah menjadi khas nya oleh-oleh dari bali, baik oleh pengunjung domestik maupun pengunjung internasional pun sudah mengenal Pia ini. Pia Legong ini terdiri dari 3 rasa yaitu coklat, keju dan kacang hijau. Bahan-bahan untuk membuat Pia Legong ini adalah tepung terigu, telur, susu, gula, mentega, minyak nabati, serta keju/coklat/kacang hijau. Untuk memesan Pia ini pun juga harus dari jauh-jauh hari, minimal 2 hari sebelumnya. Jika tidak kita pasti akan selalu kehabisan saat membeli dadakan. Berikut ini adalah 'penampakan' dari Pia Legong rasa coklat







FOTO : Dokumentasi Pribadi

Harga yang di bandrol untuk sekotak Pia Legong rasa apapun adalah 75.000 rupiah. Hrga yang wajar untuk makanan dengan komposisi yang alami tanpa pengawet, serta isinya yang banyak sekali. Makan satu pia pun kita sudah merasa kenyang :) Ayo jangan lupa untuk membeli Pia ini jika anda berlibur ke Bali


Sikap Generasi Muda Melestarikan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia, apa itu bahasa indonesia? Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Disini saya akan membahas bagaimana bahasa Indonesia di kalangan generasi muda dan  bagaimana sikap generasi muda melestarikan bahasanya sendiri.

Pada masa ini, sudah jarang sekali generasi muda menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Mereka lebih sering menggunakan bahasa 'gaul' indonesia karena itu merupakan hal yang sudah menjadi kebiasaan serta pengaruh lingkungan yang sangat besar. Maksud pengaruh lingkungan disini adalah misalnya adalah dalam kasus ini. Biasanya masyarakat daerah masih kental sekali dengan bahasa daerah yang mereka gunakan di daerah masing-masing. Sehingga apabila mereka menggunakan bahasa Indonesia, maka mereka akan berbicara menggunakan bahasa indonesia yang baik, yaitu bahasa indonesia yang baku. Lalu mereka merantau ke kota-kota besar misalnya jakarta, nah karena faktor lingkungan itu mereka tidak lagi menggunakan bahasa indonesia yang baik dan baku, mereka lebih sering menggunakan bahsa indonesia yang 'gaul'. Padahal salah satu cara untuk melestarikannya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan begitu kita akan mengetahui istilah-istilah baku bahasa Indonesia yang tadi nya kita tidak tahu menjadi tahu. Lalu maraknya lagi sekolah-sekolah yang menggunakan bahasa luar sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Bukan hal yang tidak mungkin kalau nantinya generasi yang selanjutnya lebih senang menggunakan bahasa luar dibandingkan bahasa indonesia.

Maka dari itu tugas kita sebagai generasi muda adalah melestarikan bahasa kita sendiri bahasa indonesia. Dengan membiasakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan mengajarkan  kepada adik-adik kita yang lebih muda untuk lebih sering menggunakan bahasa Indonesia. Dengan dibantu sikap disiplin kita dalam menerapkan nya di diri kita masing-masing. Karena kalau tidak dimulai pada diri sendiri, siapa lagi? Siapa tahu orang disekitar kita pun akhirnya mengikuti kebiasaan kita itu. :) 

Sumber Teori : http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia

Penjelasan Prinsip Usability


Prinsip Usability
 Human Ability
 Human Capabilities
 Memori
 Proses
 Observations
 Problem Solving

HUMAN ABILITY
 BAIK
- Kapasitas Long Term Memory (LTM) tidak terbatas
- Durasi LTM tidak terbatas dan komplex
- Kemampuan memahami tinggi
- Mekanisme konsentrasi powerful
- Pengenalan pola pikir powerful
 BURUK
- Kapasitas Short Term Memory (STM) terbatas
- Durasi STM terbatas
- Akses yang tidak dapat diandalkan pada STM
- Proses yang cenderung salah
- Proses yang lambat

HUMAN CAPABILITIES
Faktor manusia ini harus diperhatikan, karena dari sinilah desain yang lebih baik didapatkan.
User perlu mengetahui hal-hal berikut dalam merancang :
1. Penginderaan / Panca indra (Mata, Telinga, Peraba)
2. Proses informasi
3. Sistem Motor

PENGLIHATAN / INDRA MATA (VISION)
Konsep penglihatan terdiri dari dua tahap :
1. Penerimaan stimulus dari luar secara fisik
2. Pemrosesan serta interpretasi dari stimulus tersebut

a. Kemampuan Penglihatan
• Sensivitas
Luminance : jumlah cahaya yang dipantulkan oleh permukaan objek, dengan ukuran 10-6 – 107 mL
• Ketajaman
- Visual acuity : kemampuan manusia melihat objek secara detail
- Sudut pandang (visual angle) : besarnya ruang pandang yang digunakan objek → derajat (degree) / minutes of arc →1 derajat = 60 minutes of arc
• Pergerakan
- Pola visual dari kata direkam → di-dekoding menurut representasi bahasa → pemrosesan bahasa meliputi analisis sintaks dan semantik terhadap frase dan kalimat
- Mata bergerak terhadap teks → regression
• Kemampuan membaca akan berkurang atau menurun karena usia.

b. Warna
• Warna dikaitkan dengan hue, intensitas, dan saturation
Hue → panjang gelombang spektrum cahaya
Intensitas brightness dari warna
Saturation → jumlah / kadar putih (whiteness) dalam warna
• Masalah persepsi warna pada cones (sel pada selaput retina yang sensitif terhadap warna) dan ganglion (simpul syaraf)
• 380 (blue) ~ 770nm (red)
• Radiasi dalam spektrum (panjang gelombang cahaya) adalah 400 – 700 nm

PENDENGARAN (HEARING)
• Sistem auditory memiliki kapasitas sangat besar untuk mengumpulkan informasi lingkungan sekitar.
• Dapat mendengar objek apa saja yang ada di sekitar dan memperkirakan kemana objek tersebut akan berpindah
Pemrosesan suara
• Suara memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
- Pitch : frekuensi suara (20 – 20.000 HZ)
- Loudness : amplitudo suara (30 – 100dB)
- Timbre : tipe atau jenis suara
• Sistem auditory melakukan filtering suara → kita mengabaikan suara background dan berkonsentrasi pada informasi yang penting

PERABA (TOUCH)
• Manusia menerima stimuli melalui kulit. Kulit memiliki tiga jenis
sensor penerima (sensory receptor), yaitu :
-Thermoceptor → merespon panas / dingin
-Nociceptor → merespon pada tekanan yang intens, rasa sakit
-Mechanoceptor → merespon pada tekanan IMK
• Keyboard bisa dikaitkan dengan posisi-posisi bentuk tombol, juga pengoperasian yang memerlukan penekanan, ada yang berat atau malah terlalu ringan.

PROSES INFORMASI
Proses informasi pada manusia terdiri dari 3 sistem utama :
1. Perseptual
- Menangani sensor dari luar
- Sebagai buffer untuk menampung masukkan yang diterima dari
indera manusia
- Diproses (diterima) untuk diteruskan ke otak (memori)
2. Kognitif : memproses hubungan keduanya
3. Sistem Motor : mengontrol aksi / respon (pergerakan, kecepatan,
kekuatan)

MEMORI
• Memori menyimpan pengetahuan faktual dan pengetahuan prosedural.
• Terdapat 4 tipe memori :
1. Perceptual Buffer (Memori Sensor)
- Terbatas kapasitasnya.
- Informasi yang masuk melalui indera tidak semua dapat diproses.
2. Short Term Memory (STM)
- Memori kerja menyimpan informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat / sementara pada saat kita sedang melakukan pekerjaan.
- Dapat diakses dengan cepat, namun berkurang secara cepat pula
- Metode digunakan untuk mengukur kapasitas, yaitu berdasarkan :
a. Panjang suatu deret (sequence) yang dapat diingat secara terurut.
b. Kemampuan mengingat kembali item-item secara acak.
Untuk mengukur berdasarkan metode yang pertama :
0 7 1 6 7 6 9 1 5 3
G.A. Miller : 7 +/- 2 ( dari 5 hingga 9) digit
0 7 1 - 6 7 6 - 9 1 5 3 telepon
(area) (distrik) (nomor)
Kelompok-kelompok digit = Chunk
HEC ATR ANU PTH ETR EET – sekumpulan chunk
Informasinya : dengan memindah karakter akhir ke posisi awal, urutan tersebut akan mudah direcall.
THE CAT RAN UPT HET REE THE CAT RAN UP
THE TREE
Bentuk yang sukses dari chunk dikenal dengan CLOSUREProses ini digeneralisasi ke penyelesaian tugas yang ada di STM. Jika subjek gagal untuk melakukan atau ada interferensi maka subjek akan kehilangan jejak dari apa yang telah dikerjakannya dan terjadi kesalahan.
Untuk mengukur kemampuan untuk mengingat item secara
acak → lebih mudah mengingat item yang baru ( recency effect)
3. Intermediate
Menyimpan untuk ke LTM
4. Long Term Memory (LTM)
- Penyimpanan utama untuk informasi faktual, pengetahuan berdasarkan eksperimen / pengalaman, aturan-aturan prosedur, tingkah laku, dsb.
- Kapasitasnya lebih besar, waktu akses yang lebih lambat, serta proses hilangnya informasi lebih lambat.
Terdapat dua jenis LTM :
a. Memori Episodik : menyimpan “data” kejadian atau pengalaman dam bentuk serial menurut waktu.
b. Memori Semantik : menyimpan record-record fakta, konsep, keahliaan (skills) serta informasi lain yang diperoleh selama hidup dengan terstruktur. Pemrosesan Memori Jangka Panjang
• Aktivitas :
- Menyimpan atau mengingat informasi
- Menghilangkan atau melupakan informasi
- Memanggil kembali informasi
• Tersimpan karena pengulangan (rehearsal)
• Ebbinghaus → jumlah yang dipelajari berbanding lurus dengan waktu mempelajarinya = total time hypothesis
Proses melupakan informasi : decay → karena sudah lama berada di LTM sehingga lambat laun akan terlupakan +
interference → karena adanya informasi baru yang lama
terlupakan.
Proses memanggil kembali informasi : recall → memanggil kembali secara langsung informasi + recognition → presentasi sejumlah pengetahuan (knowledge) yang terkait
sebagai petunjuk.

PROBLEM SOLVING
• Setelah penyimpanan di LTM, kemudian diaplikasikan
• Penalaran (Reasoning) : proses pengambilan kesimpulan mengenai sesuatu atau hal baru dengan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.
Reasoning terdiri dari :
Deduktif
- Menarik kesimpulan secara logika dari premis yang diberikan
- Jika A, maka B
- Sangat buruk untuk mengkonfirmasikan validitas dan
kebenaran
Contoh :
If it is Friday then she will go to work
It if Fridy
Therefore she will go to work
If it raining then the ground is dry
It is raining
Therefore the ground is dry
Induktif
- Men-generalisasi dari kasus sebelumnya untuk belajar tentang hal baru
- Meskipun induksi mungkin tidak dapat diandalkan namun merupakan proses yang berguna
- Induksi mengakibatkan manusia senantiasa belajar mengenai lingkungan
Abduktif
- Penalaran dari sebuah fakta ke aksi atau kondisi yang mengakibatkan fakta tersebut terjadi
- Metode ini digunakan untuk menjelaskan event yang kita amati
- Mungkin tidak dapat diandalkan, namun manusia seringkali menerangkan sesuatu hal dengan cara seperti ini, dan mempertahankan hingga ada bukti lain yang mendukung penjelasan atau teori alternatif

sumber : fenni.staff.gunadarma.ac.id/